Saturday, November 03, 2007

106 - Monolog hujan

Langit kelam, awan hitam berarak perlahan, titis hujan mulai membasahi bumi yang gersang. Hembusan angin kadang kala lembut, namun ada ketikanya kencang menggegar sang pohon renek. Aku masih di sini, berpeluk tubuh di tabir jendela. Memerhati tanpa kata-kata. Melihat tanpa berbicara. Satu keluhan berat kulepaskan, tapi tidak mampu melegakan hati yang gundah.

Kurenung langit yang semakin kelam. Kelihatan beburung terbang riang bermandikan hujan. Bebas menghayun kepaknya. Segaris senyuman hambar kulemparkan. Titis hujan semakin kasar. Lopak-lopak air mula kelihatan. Bergenang di serata tempat. Satu lagi keluhan kulepaskan. Berat sekali!

Aku masih di sini. Menanti tanpa harapan. Kulepaskan semua harapan itu dibawa bayu pergi. Biarkan. Aku yakin, yang terbaik akan aku miliki suatu hari nanti. Bila ianya akan terjadi? Kuserahkan pada kuasa Ilahi. Pada-Nya aku berserah sepenuh jiwa dan ragaku.

No comments: